|
|
Mesjid Raya Sabilal Muhtadin ini di-bangun di atas tanah yang luasnya
100.000 M2, letaknya ditengah-tengah kota Banjarmasin, yang sebelumnya
adalah Kompiek Asrama Tentara Tatas. Pada waktu zaman kolonialisme
Belanda tempat ini dikenal dengan Fort Tatas atau Benteng Tatas.
Bangunan Mesjid terbagi atas Bangunan Utama dan Menara; bangunan utama
luasnya 5250 M2, yaitu ruang tempat ibadah 3250 M2, ruang bagian dalam
yang sebagian berlantai dua, luasnya 2000 M2. Menara mesjid terdiri atas
1 menara-besar yang tingginya 45 M, dan 4 menara-kecil, yang tingginya
masing-masing 21 M. Pada bagian atas bangunan-utama terdapat kubah-besar
dengan garis tengah 38 M, terbuat dari bahan aluminium sheet Kalcolour
ber-warna emas yang ditopang oleh su-sunan kerangka baja. Dan kubah
menara-kecil garis-tengahnya 5 dan 6 M.
Kemudian seperti biasanya yang ter dapat pada setiap mesjid-raya,
maka pada Mesjid Raya Sabilal Muhtadin ini juga, kita dapati hiasan
Kaligrafi bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an dan As-maul Husna, yaitu 99
nama untuk Ke-agungan Tuhan serta nama-nama 4 Khalifah Utama dalam
Islam. Kaligrafi itu seturuhnya dibentuk dari bahan tembaga yang
dihitamkan dengan pe-milihan bentuk tulisan-arab (kaligrafi) yang
ditangani secara cermat dan tepat, maksudnya tentu tiada lain adalah
upaya menampilkan bobot ataupun makna yang tersirat dari ayat-ayat suci
itu sendiri. Demikian juga pada pintu, krawang dan railing, keseluruh
annya dibuat dari bahan tembaga de ngan bentuk relief berdasarkan seni
ragam hias yang banyak terdapat di daerah Kalimantan.
Dinding serta lantai bangunan, menara dan turap plaza, juga sebagian
dari kolam, keseluruhannya berlapiskan marmer; ruang tempat mengambil
air wudhu, dinding dan lantainya dilapis de-ngan porselein, sedang untuk
plaza keseluruhannya dilapis dengan keramik. Seluruh bangunan Mesjid
Raya ini, dengan luas seperti disebut di atas, pada bagian dalam dan
halaman bangunan, dapat menampung jemaah sebanyak 15.000 orang, yaitu
7.500 pada bagian dalam dan 7.500 pada bagian halaman bangunan.
Pasar Terapung Muara Kuin (Floating Market)
Pasar Terapung Muara Kuin adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas Sungai Barito di muara Sungai Kuin, \Banjarmasin, Kalimantan Selatan Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam Bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah sholat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya
Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.
Pulau Kembang atau Pulau Monyet
Kenapa disebut Pulau Kembang, konon
katanya Pulau yang merupakan delta dari sungai Barito ini hanya berupa
tumpukan tanah biasa dan lama berkembang terus dengan semakin banyak
tanahnya dan kemudian ditumbuhi tumbuhan sehingga terus berkembang,
sehingga nama delta tersebut menjadi Pulau Kembang.
Pulau
ini ditumbuhi tumbuh-tumbuhan khas Kalimantan, dan saat ini dihuni
oleh kawanan monyet yang termasuk jenis kera berekor panjang alias
monyet. Dan di tengah-tengah pulau katanya juga ada rajanya dengan
tubuh yang lebih besar. Di pulau yang daerah administrasinya termasuk
ke Kabupaten Barito Kuala, Kalsel ini terdapat tempat untuk pemujaan
bagi etnis Tionghoa, dimana ada berupa tempat pemujaan disertai replika
monyet putih/ Hanoman.
Taman Siring Sudirman
Taman Siring Sungai Martapura berada di pinggir Sungai Martapura,
tepatnya diseberang Kompleks Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Jl. Jendral
Sudirman Banjarmaasin. Taman Siring Sungai Martapura dibangun pada tahun
2004 . Hal ini membuat objek wisata ini, bisa menjadi pilihan yang
tepat bagi anda untuk bersantai dan bercengkrama dengan keluarga atau
sesama teman.
Kota Banjarmasin yang identik dengan Kota Seribu Sungai rasanya tidak
lengkap anda kunjungi jika tidak sempat ke Taman Siring Sungai
Martapura. Dengan akses yang mudah dan tanpa biaya masuk, tempat ini
layak masuk dalam daftar tempat yang harus dikunjungi ketika di
Banjarmasin.
Pada Akhir pekan, tempat ini cukup ramai dikunjungi oleh warga
Banjarmasin. Baik hanya sekedar untuk bersantai atau hanya sekedar
menikmati angin sepoi-sepoi di sore hari. Tempat ini juga dijadikan
tempat hang out bagi para muda- mudi Banjarmasin.
Itu baru sebagian yang saya sebutkan, masih banyak tempat wisata yang lebih menarik di Banjarmasin dan sekitarnya ^_^ |
|
|
|
|
|
iyap, kesadaran diri masyarakat masih rendah untuk menjaga kebersihan sungai itu sendiri :)
ReplyDelete