Menjadi Nasabah Bijak - Lindungi Diri Dari Kejahatan Siber Ditengah Maraknya Pencurian Data

September 08, 2022

Halo BestieBagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat-sehat, ya. 

Apa kalian juga merasakan bahwa akhir-akhir ini marak sekali terjadi pencurian data melalui medsos? Atau bahkan kalian sudah mengalaminya sendiri? Rasanya privasi dan keamanan kita terancam, terlebih data yang dicuri digunakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab untuk berbagai aktifitas yang dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lainnya. 

Tingginya penggunaan teknologi berbasis internet dan digital sudah merambahn kesegala aspek kehidupan masyarakat, khususnya di Indonesia. Dikutip dari kompas.com, pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 ada sebanyak 204, 7 juta jiwa. Hal ini tentunya selain memberikan efek positif juga menimbulkan efek negatif yaitu memicu tingginya kejahatan siber khususnya pencurian data pribadi pada Bank tempat kita menyimpan uang yang akhirnya berakibat berpindahnya semua isi tabungan ke rekening lain yang tidak dikenal.

Tentunya hal ini akan menyebabkan kerugian finansial yang tidak sedikit, maka dari itu kita harus sangat berhati-hati dalam bertindak melakukan aktifitas digital karena para pelaku kejahatan siber makin kesini makin terlihat profesional dalam melancarkan aksinya, inilah pentingnya kita Menjadi Nasabah Bijak dan sebagai masyarakat yang harus melek digital agar tidak mudah menjadi korban kejahatan siber.

Teman-teman perlu mengetahui modus seperti apa saja yang biasanya digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk dapat mencuri data pribadi dan penipuan bank agar tidak ada korban penipuan bank lagi, yaitu :

1. Phising : Phising merupakan salah satu bentuk dari jenis penipuan bank. Penipu biasanya berusaha memperoleh data pribadi pengguna bank seperti nama, password, dan lainnya melalui link tautan, e-mail, pesan teks ataupun melalui telpon. Pelaku berpura-pura mengatasnamakan dari pihak bank tertentu melalui sambungan telpon hingga klik tautan link untuk mendapatkan informasi pribadi calon korbannya.

2. Impersonation : dalam hal ini biasanya berpura-pura mengaku dari pihak bank untuk menawarkan sesuatu kepada korban untuk mengetahui informasi pribadi calon korbannya. Korban disuruh untuk mengunjungi situs palsu dan pelaku meminta calon korban untuk mengisi data diri pada situs tersebut. Dengan begitu pelaku dapat mengetahui segala macam informasi pribadi korban sehingga dapat mengakases rekening korban dan mengambil semua uang yang ada di rekening tersebut.

3. Vishing : Merupakan singkatan dari Voice Phising yang merupakan salah satu jenis penipuan bank melalui telpon. Biasanya pelaku mengelabui korban sebagai pemenang hadiah dan memintan data pribadi korban untuk klaim hadiah tersebut. Data pribadi tersebut dapat digunakan pelaku untuk mengakses rekening, pembuatan kartu kredit dan sejenisnya.

4. Smishing : Smishing adalah jenis penipuan bank dengan cara phising SMS atau biasa disebut dengan SMS Penipuan. Pelaku biasanya mengirim SMS mengatasnamakan bank atau lembaga terpercaya lainnya, isi SMS yang dikirim biasanya berupa link agar mengarahkan korban pada informasi palsu seperti call centre palsu. Modusnya macam-macam, seperti : korban memenangkan hadiah tertentu dari bank kemudian meminta data pribadi untuk meng-klaim hadiah tersebut atau menginformasikan kepada korban bahwa  terdapat transaksi mencurigakan pada rekening korban danberdalih untuk minta konfirmasi kepada korban sehingga meminta data pribadi dari korban.

Gimana? Macam-macam kan jenis penipuan yang mereka lakukan? Maka dari itu kita sebagai nasabah bijak patut berhati-hati agar tidak menjadi salah satu korban dalam kejahatan siber ini. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar terhindar dari pencurian data/informasi pribadi, penipuan yang mengatasnamakan bank, yaitu :

  • Jangan memberitahukan informasi pribadi kepada siapapun, kecuali pihak atau lembaga bank yang terpercaya. Jika ada pihak yang menanyakan berkaitan informasi pribadi, lebih baik kita menanyakan secara langsung pada lembaga resminya tentang kebenaran hal tersebut. Apalagi yang diminta biasanya berupa nomor PIN, password, user ID, dan semacamnya.
  • Melakukan perbaharuan data pribadi secara berkala pada bank resmi. Jika terdapat aktifitas mencurigakan atau informasi dari nomor yang yang tidak dikenal, sebaiknya langsung menanyakan pada pihak bank untuk dapat segra dilakukan tindakan pencegahan.
  • Berhati-hati dalam menggunakan Wi-Fi publik yang dapat digunakan secara bebas dan gratis, terlebih untuk melakukan transaksi online, karena Wi-Fi publik tersebut dapat di setting pelaku untuk mencuri data pribadi kita sehingga dapat membobol rekening bank. Akan lebih aman jika melakukan transaksi online menggunakan data internet pribadi saja.
  • Jangan lupan mengaktifkan fitur Autentifikasi Dua Faktor atau melakukan verifikasi dua cara untuk meningkatkan kemanan akun kita. Bisa dengan SMS, e-mail, dan lainnya sehingga jika ada yang mencoba masuk ke akun kita akan muncul permohonan atau informasi untuk verifikasi di perangkat kita.
  • Cek nomor tidak dikenal atau yang dicurigai, dengan menggunakan beberapa aplikasi yang dapat membantu mengetahu pemilik nomor telpon/hp tersebut. Jika merekas ering melakukan spam atau penipuan, orang-orang akan menyimpan nomor mereka dengan nama spam/penipu atau semacamnya. Jika sudah begitu kita blokir saja nomor penipu ini agar tidak mengganggu lagi dikemudian hari.
Aku sebagai Nasabah Bank BRI biasanya tidak langsung percaya jika dihubungi dengan nomor telpon pribadi melalui telepon maupun WA yang mengatasnamakan Bank BRI. Aku terlebih dahulu mencari kebenaran dan men-cek secara langsung ke situs resmi dan call centre BRI atau jika memungkinkan bisa langsung menanyakan secara langsung ke Bank BRI terdekat. Bisa dilihat contoh penipuan yang marak terjadi yang mengatasnamakan Bank BRI melalui WA :


Dalam screenshoot tersebut pelaku mengatasnamakan dari pihak BRI dan meminta persetujuan untuk menaikkan tarif administrasi yang awalnya Rp. 6.500 menjadi Rp. 150.000/bulan, jika nasabah tidak setuju maka pelaku berikutnya akan mengirimkan link tautan dan menyuruh korban untuk  membuka tautan tersebut kemudian mengisi informasi pribadi terkait user ID, no. rekening hingga password. Hal tersebut akan digunakan pelaku untuk menambil alih akun kita dan menguras isi tabungan yang ada di rekening. Ini hanya salah satu contoh tindakan percobaan penipuan kepada para nasabah bank. So, kita harus berhati-hati untuk klik link atau mengisi data pribadi dimanapun, ya!

Selain melalui WA tindak penipuan dan pencurian data pribadi juga terjadi di berbagai media sosial seperti Instagram, Twitter, hingga Facebook. Jadi, buat kalian nasabah Bank BRI, kenali akun BRI yang asli ya. Bisa dilihat pada gambar berikut beberapa akun media sosial BRI yang asli.


BRI Optimalkan Peran Penyuluh Digital 

Dari yang aku baca diberbagai media dan informasi, penyuluh digital akan digencarkan sehingga nasabah mendapat pendampingan saat mengakses layanan digital. Menyasar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), Bahkan menyasar segmen yang lebih rendah lagi, yaitu Ultra Mikro (UMi).  BRI meng-optimlkan peran penyuluh digital salah satu tujuannya adalah melakukan edukasi digitalisasi layanan perbankan kepada masyarakat, menuju masyarakat yang lebih digital dan cashless dalam transaksi. Adapun tugas dari Penyuluh Digital ini adalah sebagai berikut :

  • Mengajak atau mengajari masyarakat yang belum melek layanan perbankan digital sehingga lebih digital savvy, seperti bisa membuka rekening secara digital.
  • Mengajari masyarakat untuk dapat melakukan transaksi secara digital.
  • Mensosialisasi dan mengajari masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan-kejahatan digital.
Sumber : Pinterest

Digitalisasi pada zaman yang serba modern saat ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi, termasuk dalam digitalisasi layanan perbankan. Tidak hanya para pelaku UMKM yang harus menyesuaikan diri terhadap digitalisasi, tetapi juga UMi demi mempermudah transaksi dan memperlancar perekonomian. Namun, dibalik mudahnya digitalisasi layanan perbankan ini, ada berbagai macam kejahatan siber yang mengancam para pengguna transaksi digital.

Oleh karena itu, Penyuluh Digital hadir untuk membantu masyarakat yang siap untuk menjadi lebih melek digital pada layanan perbankan. Sehingga, pelaku UMKM dan UMi yang siap melek digitalisasi layanan perbankan mendapatkan edukasi tentang bahaya yang mengancam saat melakukan transaksi secara digital dan dapat meminimalisir bahkan menghindari kejahatan siber. Selain itu, pengguna transaksi digital juga mengetahui apa yang harus dilakukan saat menjadi korban kejahatan siber melalui penyuluhan digital tersebut.

You Might Also Like

1 komentar

  1. senang sekali bacanyaa...
    Tiba-tiba udah di akhir paragraf aja.
    Btw emang marak banget sekarang cybercrime, entah mana yang harus di salahkan. Kita yang tidak maximal menjaga atau ... (yaudah gak usah di sebut ya mba, rahasia umum) hehe

    salam kenal ya, semoga artikelnya menjadi juara!.Fighting!!

    BalasHapus

Hallo, terima kasih untuk teman-teman yang sudah berkunjung. Akan lebih senang lagi jika teman-teman dapat meninggalkan jejak pada kolom komentar ini agar kita bisa saling blogwalking ^_^