Kepergian mama yang tiba-tiba membuat aku terguncang dan meninggalkan duka yang masih mendalam, khususnya keluarga dan adik-adikku.
Hingga saat inipun rasanya masih sulit menerima namun kami belajar ikhlas sepenuhnya dan selalu mendokan mama disana.
Dari sekian banyak cerita sedih setelah kepergian mama, ada satu kenangan yang tidak bisa aku lupakan hingga saat ini ataupun selamanya, bahkan aku tidak akan memaafkan orang tersebut yang sudah melukai perasaan aku dan adik aku saat itu.
10 Mei 2023 - Pukul 06.00 Wita
Setelah sholat shubuh, aku berbaring sebentar ditempat tidur, tiba-tiba telponku berbunyi dan aku lihat dilayar ternyata adikku nomer 2 yang menelpon.
Aku angkat dan aku tanya ada apa, adikku bilang kalau mama jatuh dikamar mandi subuh itu. Ku tanya bagaimana kondisi mama saat ini seperti apa, dia bilang mama sedang tertidur pulas, tidak bangun-bangun.
Dan aku memutuskan untuk segera beranjak dan pergi ke rumah mama pagi itu. Sesampainya di rumah, sudah banyak tetangga yang berdatangan dan membantu proses evakuasi mama dari kamar mandi ke ruang tengah.
Disitu aku lihat mama sudah tidak sadarkan diri, seperti orang yang tertidur pulas. Tidak berapa lama ambulance-pun datang dan kami segera berangkat ke rumah sakit terbesar di kotaku.
Mama langsung masuk IGD dan ditangani oleh perawat dan dokter yang standby. Dipasang berbagai macam alat mulai dari oksigen, rekam jantung, infus, dan segala macam lainnya yang aku tidak tau apa itu namanya.
Lalu dari IGD disuruh untuk melakukan CT Scan, kami bawa mama ke ruang CT Scan dibantu perawat dengan sangat hati-hati karena memang dicurigai mama terkena pecah pembuluh darah dikepala karena memiliki tensi yang terus-terusan tinggi.
Selesai CT Scan, aku memilih stay di ruang tunggu untuk menunggu hasilnya keluar untuk dibawa kembali ke IGD nantinya. Saat itu aku sempat melamun sambil duduk sampai-sampai aku tidak mendengar petugas memanggil giliranku.
Hasil CT Scan dibawa ke IGD dan siap dibacakan hasilnya oleh Dokter Spesialis Saraf yang baik banget itu. Beliau dengan sangat hati-hati menjelaskan dan menyampaikan apa yang sedang terjadi pada kondisi mama saat itu kepada kami.
Beliau mengatakan bahwa mama hanya memiliki 15% kesadaran saat itu (bisa dibilang dalam keadaan koma) karena pecahnya pembuluh darah pada kepala dan darahnya menumpuk dibagian itu sehingga membuat mama kehilangan kesadaran.
Satu-satunya cara untuk bisa menyelamatkan mama adalah dengan operasi dan mengeluarkan cairan yang terdapat dikepala mama tersebut, saat itu tensi mama masih sangat tinggi, aku melihat di layar monitor menunjukkan lebih dari 200. Bisa dibilang kondisi mama saat itu tidak stabil.
Saat kondisi mama yang masih kritis dan tidak stabil tersebut, tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi. Dokter menjelaskan, walaupun sudah stabil dan dilakukan tindakan operasi, kemungkinan berhasilpun 50:50. Tapi, menurutku lebih baik mencoba dan berusaha daripada tidak sama sekali, kan?
Berbagai macam berkas langsung aku tanda tangani untuk memperlancar proses perawatan dan operasi mama (namun menunggu stabil dulu). Kami siap dengan apapun hasilnya nanti.
Sembari menunggu kondisi mama sampai stabil dan memungkinkan untuk dilakukan operasi, mama dipindahkan ke ruang Stroke Centre, bisa dibilang itu adalah ruang ICU khusus untuk penderita stroke (cmiiw).
Kami yang hari itu berada dalam kondisi bingung, apapun barang kami bawa ke rumah sakit, hari itu kami menjaga mama secara bergantian, dan sejak subuh aku belum sempat makan juga karena pikiran yang tidak karuan.
11 Mei 2023 - Ruang Stroke Centre
Pagi itu aku datang ke rumah sakit, ada adik dan abahku yang jaga mama malam itu di ruangan. Aku ajak adik aku untuk membeli sarapan ke mini market yang ada di rumah sakit tersebut.
Karena kurangnya pengetahuan dan kami sedang dalam kondisi bingung, aku juga hanya membeli roti kecil untuk mengisi perut yang sejak kemarin pagi belum diisi, sedangkan adikku membeli mie instant cup, kami bawa sarapan kami ke ruangan dan kami duduk berhadapan menikmati sarapan ala kadarnya tersebut.
Tepat sekitar jam 8, masuk seorang wanita paruh baya sekitar usia 45-50 tahunan, menggunakan masker, baju batik sasirangan, berjilbab, berkacamata ke ruangan tempat mamaku dan satu pasien lagi dirawat disebelah bed mama.
Spontan wanita tersebut marah-marah ke aku dan adik aku karena sarapan di dalam ruangan. Kami akui kami sangat salah saat itu, kami hanya tidak mau jauh dari mama ketika kami berdua sarapan, kami tidak mau meninggalkan mama lama sendirian di ruangan.
Kami dimarahi habis-habisan dan kami tidak melawan karena memang disitu kami akui kami berbuat salah. Kemudian si perawat komplain juga dengan barang bawaan kami yang terdiri dari tas baju dan kardus air minum mineral dibawah bed mama, lagi-lagi, kami akui kami salah karena ketidaktahuan kami dengan peraturan disitu.
Wanita tersebut menanyakan dimana kami tinggal dengan nada ketus dan suara tinggi, adikku bilang kami tinggal di sei lulut. Kemudian perawat itu menjawab kalau dia juga tinggal di sei lulut, menurutnya tempat kami tinggal ke RS terbilang cukup dekat namun kenapa bawaan begitu banyak (?)
Wanita tersebut tak berhenti marah-marah ke kami, tapi kami terima saja karena memang kami salah. Tak luput juga pasien tetangga sebelah bed mama, keluarganya juga kena damprat oleh wanita tersebut.
Menurut penunggu pasien sebelah yang sudah duluan opname beberapa hari disitu, baru kali itu dia melihat wanita tersebut masuk ruangan, sebelumnya tidak pernah. Kami juga penasaran, siapa wanita tersebut dan apa jabatanya di ruang stroke centre.
Setelah puas memarahi aku dan adikku, wanita tersebut beranjak ke arah mama dan... Tiba-tiba saja menepuk-nepuk bahu mama dengan keras sampai badan mama berguncang sembari mengatakan "Assalamu'alaikum, ibu!!! " Dengan nada tinggi dan keras seolah seperti ingin mengagetkan dan membangunkan orang yang sedang tidur.
Disitu saat aku melihat mama berguncang badannya dan diperlakukan keras seperti itu hatiku benar-benar geram namun tidak aku tampakkan karena aku percaya dia orang yang cukup tau sering menangani hal seperti ini.
Tapi, apa yang mengejutkan? Setelah menepuk-nepuk keras bahu mama sampai badannya berguncang dan didapatinya mama tidak kunjung bangun, dia baru sadar kalau mama sedang dalam keadaan koma.
Mungkin kurang lebih dia berucap seperti ini : "Eh, koma, kah? "
WHAT THE FUCKKKKK!
Orang gobl*k macam apa yang bisa-bisanya bekerja seperti itu di ruang tempat orang kritis dirawat?? Apa dia tidak bisa membaca monitor yang menggambarkan gawatnya kondisi mama saat itu?
Aku dan adikku hanya terdiam seolah badan kami kaku melihat situasi macam itu, kami pikir si wanita tersebut akan melakukan suatu tindakan untuk mama, tapi nyatanya tidak ada tindakan apapun yang dilakukannya, hanya sekedar cek hal kecil yang sebenarnya sudah dilakukan oleh perawat jaga yang standby 24 jam di ruangan itu.
Aku menyesal.. Aku menyesal kenapa saat itu aku nge-freeze dan tidak melakukan apapun pada wanita itu, at least aku harus meneriakinya goblok saat itu, tapi kenyataannya aku hanya terdiam dan nge-blank.
Tidak berapa lama si dakjal itu keluar dari ruangan. Hal ini aku ceritakan pada saat abah datang, lalu abah langsung tanya ke perawat jaga tentang identitas wanita tersebut, dan perawat jaga mengatakan "oh itu perawat aja pa, ada apa pa? Mau saya panggilkan? "Abahku menjawab, "ga apa-apa, hanya mau tau saja".
Tengah hari setelah selesai makan siang
Tiba-tiba keluarga pasien sebelah memanggil kami yang duduk di seberang (bagian luar) ruangan tempat mama dirawat, karena ada tamu di ruangan mama.
What a surprise, 2 orang tamu tersebut adalah keluarga mama yang bekerja sebagai kepala IGD di RS tersebut, beliau ternyata minta diantarkan menuju ruangan mama kepada si wanita yang sebelumnya bentak-bentak kami dan mengguncang-guncang mama sebelumnya tadi. Dia terlihat sedikit takut saat itu mendapati orang yang dia kasari sebelumnya adalah keluarga dari orang yang dia kenal.
Kebetulan di ruang sebelah ada pasien baru datang dan membawa banyaaak banget keluarga kedalam ruangan sampai ruangan sebelah hampir penuh. Apa yang dilakukan oleh si wanita tadi? Menegur.. Menegur mereka tapi dengan cara yang sangat lembut tutur kayanya tanpa nada tinggi. Kebetulan, saat itu keluarga mama yang bekerja di RS itu masih ada diruangan dan berbincang dengan abah.
Sesekali wanita itu melihat ke aku sambil menegur lembut keluarga pasien ruang sebelah, aku terus menatap tajam kearah wanita itu serasa ingin memb*nuhnya mengingat perlakuan kasarnya terhadap mama yang sedang kritis pagi itu.
Tidak akan aku maafkan sampai kapanpun
Waktu menunjukkan sekitar hampir jam 18.30 Wita, dan sampai saat itu aku belum juga makan, hanya makan roti yang itupun belum sempat habis karena dimarahi wanita itu.
Aku pulang kerumah dijemput suami, mandi, dan berniat mau masak dirumah. Baru saja selesai mandi, aku dapat telpon dari abah dan disuruh langsung ke RS lagi karena katanya mama ada perubahan sedikit.
Aku langsung beranjak ke RS lagi setelah selesai mandi dan ganti baju. Ternyata yang kudapati mama sudah pergi tanpa pamit. Aku nge-blank, tidak tau apa yang harus ku perbuat sampai menangispun aku tidak bisa.
Yang aku lakukan hanyalah langsung menghampiri mama, memegang tangannya yang sudah dingin seolah aku sedang salim dengan beliau untuk yang terakhir kalinya, tiada satu katapun terucap saat itu, aku membeku, sembari membersihkan wajah mama dengan tissue. Aku tidak bisa menangis selama berbulan-bulan, aku juga tidak bisa berucap apapun saat itu.
Aku benar-benar merasa sangat sedih mengingat kejadian itu karena di saat-saat terakhir mama di hari itu mama mendapatkan perlakuan buruk dari seseorang yang katanya perawat yang entah datangnya dari mana karena terpantau oleh pasien sebelah si wanita itu selama beberapa hari tidak pernah muncul dan tiba-tiba muncul dengan marah-marah.
Aku sedih tidak bisa membela mama saat diperlakukan kasar seperti itu, aku sedih dan menyesal karena aku tidak menonjok wajah wanita tua itu.
Dan, masih banyak penyesalan-penyesalan yang tak terucap yang sampai saat ini tidak ada habis-habisnya aku pikirkan.
Semoga mama mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT dan dimasukkan kedalam surga Allah tanpa hisap, Aamiin Yaa Allah..
Untuk ibu yang sudah memperlakukan kasar mama di hari terkahir mama berada di dunia, semoga kamu mendapatkan balasan yang setimpal ya bu.. Dan merasakan apa yang aku dan adik aku rasakan saat itu, kami traumatized..
Tidak lupa aku juga ingin berterima kasih kepada petugas & perawat IGD yang dengan telaten merawat mama selama disana, dokter saraf, dokter bedah yang menjelaskan dengan baik terkait kondisi mama saat itu, petugas jaga ruang stroke centre yang sangat cekatan merawat mama, membantu menyiapkan segala hal saat mama baru sampai keruangan tanpa mengeluh sedikitpun, petugas yang sudah membantu mengantar mama untuk CT Scan dan membawa mama di bed-nya dengan sangat hati-hati agar tidak terguncang kepala dan badan mama karena kondisi mama yang sangat fragile, terima kasih aku ucapkan untuk kalian yang sudah bersikap sangat baik terhadap kami, semoga kalian juga terus mendapatkan kebaikan dalam hidup kalian.
Note : semua yang aku ceritakan disini ada bukti dan saksi, saksinya adalah keluarga pasien sebelah yang ikut terkejut melihat mama diteriaki dan di tepuk-tepuk sampai kepala dan badan mama berguncang dengan kasarnya. Dan harusnya ruangan stroke centre juga memiliki bukti cctv atas visitasi wanita tersebut ke ruangan dan merekam apa yang dia perbuat.
Aku juga sudah mengirimkan email aduan ke pihak RS, namun entah dibaca atau sudah ditindak lanjuti atau belum karena aku tidak mendapatkan respon apapun dari sana.